Senin, 10 Oktober 2011

CATATAN TERAKHIRKU UNTUKMU. .


Romantis, ,Dramatis, ,Tragis. .

Pertemuan kita begitu ROMANTIS. .Tuhan memberikan jalan yang tidak pernah kita duga sebelumnya. .begitu aneh dan mengesankan. .membuat hati saling terjerat dalam sekali bertemu. .begitu manis dalam ingatan. .sebuah kebetulan yang sampae-sampae aku dan kamu saling berpikir bahwa inilah jodoh. .sebuah pertemuan yang mungkin gak akan bisa terlupa. .sudah menyatu dalam ingatan. .ini seperti mimpi disiang bolong. .dan rasanya aku gak pengen bangun dari mimpi itu. . romantis sekali perjalanan kita waktu itu. .perjalanan yang lumayan jauh terasa begitu deket, karena tak tau mengapa rasanya waktu itu aku masih ingin bersamamu. . sebelumnya aku tak percaya dengan yang namanya cinta pandangan pertama. .gak ada dalam hidupku mencintai seseorang dengan sekali bertemu. .karena itu sama saja aku mencintai orang asing yang belom aku kenal kehidupannya. .tapi kali ini semua itu terpatahkan olehmu. .aku mencintaimu pada pandangan pertama. .entah apa yang membuat diriku tertarik akan dirimu. .hemmm. .masih teringat dengan jelas cerita lucumu waktu itu. .cerita yang mampu mencairkan suasana. .meski sebenarnya cerita itu garing, tapi aku hargai usahamu untuk membuatku tertawa. .dan konyol, buah melon menjadi penghias cerita perjalanan pertemuan kita. .
Cerita kita begitu DRAMATIS. .karena sebuah pertemuan, aku dan kamu bisa saling mengenal. .mencoba membuat cerita baru. .tapi cerita kita tak seindah yang kita mau. .posisiku kali ini menjadi salah. .aku salah karena mempunyai rasa cinta terhadapmu disaat aku sudah terikat dengan orang lain. .aku salah yang membiarkan kedekatan kita menjadi sebuah hubungan terlarang. .mungkin ini yang dinamakan perselingkuhan. .berkedok dalam sebuah persahabatan kita jalani cerita cinta. .aku tau disini aku salah, tapi rasa bersalahku telah terkalahkan oleh kasih sayangmu. .aku menikmati alur cerita kita hingga tak sadar sudah terlalu jauh kita melangkah dalam perasaan ini. .rasa sayangku menjadi semakin dalam. .tak ingin rasanya jika harus berpisah denganmu, walau sekedar tuk membayangkan, ,aku tak mau itu. .aku mencintaimu melebihi kekasihku. .aku menyayangimu melebihi sayangku terhadapnya. .meski tanpa status, tapi kamu berstatus dihatiku. .kita saling mencintai. .kita saling berucap kata sayang. .masa-masa kebersamaan kita begitu indah. .senyum tawa menjadi obat kegundahan hati. .jalan-jalan yang kita lalui terlihat keren. .tempat-tempat yang kita kunjungi menjadi saksi romantisme hubungan kita. .disaat malam, lampu kota menjadi penghias kebersamaan kita. .bintang-bintang selalu terlihat berkedip manja melihat kemesraan kita. .dan rasanya bulan tersenyum malu mendengar kata-kata rayumu. .indah. .memang indah cerita kita jika tak ada sebuah penghalang. .tapi inilah yang namanya cerita, tak selalu menjadi cerita indah. .adakalanya kita mulai bingung dengan apa yang kita jalani. .cinta yang tak tau juntrungnya. .jika boleh berandae-andae. .seandainya saja kita dipertemukan diwaktu yang tak salah. .seandainya saja aku dan kamu dipertemukan lebih dulu sebelum aku mengenalnya. .seandainya saja sejak dulu aku bisa tegas dengan sikapku. .seandainya dan seandainya. .hahhh. .cinta aku bingung dengan jalan kita. .aku selalu merasa cemburu jika kamu deket dengan orang lain. .ingin rasanya marah. .tapi apa hakku?. .kita gak punya ikatan bersama. .yang dengan seenak hati bisa bilang “aku cemburu. .janganlah sedekat itu”. .aku gak pernah bisa mengungkapkan itu. .hanya bisa memendamnya. .perasaan sakit selalu menggerogoti saat kau ceritakan kedekatanmu dengan mereka. .mungkin itu juga yang kau rasakan saat aku menceritakan hubunganku dengannya. .aku tak tau harus bagaimana?. .selama ini aku bergelut dengan perasaanku sendiri. .memantapkan hatiku untuk siapa?. .dan sekarang sudah bisa ditebak hasilnya. .siapapun yang membaca ini pasti tau hatiku saat ini u/ siapa?. .tapi disinilah sebenarnya sumber kebingunganku selama ini. .karena aku mikir, aku menjalani bukan untuk sekarang saja. .masih ada hari esok. .apa mungkin sekarang menjadi selamanya?. .apa bisa nantinya dia menerimaku dengan segala yang ada pada diriku. .?ternyata jika aku selalu mikir seperti itu, aku takkan maju. .aku takkan mendapatkan cinta yang sebenarnya sudah bisa digenggam. .yang menunggu aku sambut dengan sebuah komitmen cinta. .dan aku harus mengambil sebuah keputusan. .sekarang aku yakin dengan keputusanku ini. .
Akhir cerita yang TRAGIS. . aku sudah mencoba membuat hubungan kita bener-bener nyata. .berusaha membenarkan hubungan kita dimata mereka. .tapi aku selalu gagal. .setiap kali ku coba, aku merasa menjadi orang terjahat. .aku lemah. .aku lelah. .tapi aku tak pernah berhenti berusaha. .aku menunggu waktu yang tepat. .dan disaat waktu itu telah aku pilih. .disaat keputusanku sudah bulat dengan segala perhitungan. .ternyata semua terlambat. .tak kan lagi ada cerita untuk kita. .kamu telah memilih hati lain menjadi teman hidupmu. .memilih menjalin komitmen dengan cinta yang lain. .sakit, ,jelas itu yang kurasakan. .tapi aku tak bisa berbuat apa-apa. .aku hanya bisa merasakan kesakitan itu. .aku hanya bisa melihat kenyataan ini dengan rasa kecewa. .bukan kecewa atas keputusanmu. .tapi kecewa akan ucapanmu, ,begitu mudahnya kamu bilang kita “enggak jodoh”. .semudah dulu kau bilang kita memang “jodoh”. .dan setelah kemaren kau berharap kita “berjodoh”, ,hanya dengan berjarak beberapa hari kata “jodoh” itu berubah makna dari ucapanmu. .kenapa semua ini begitu cepat dan mengejutkan. .?aku gak marah. .karena aku tak pernah bisa marah terhadapmu. .apapun perlakuanmu aku hanya bisa diam. .mungkin karena aku begitu menyayangimu. .aku terluka, ,terlebih lagi aku harus melihat orang lain terluka akan cerita kita dulu, ,karena ulahku sendiri dan keputusanku. .tapi ya sudahlah. .disinilah cintaku yang ber sad ending. .mungkin dengan akhir cerita ini, ,aku bisa lebih kuat lagi. .dan keputusanku tetap aku lakukan. .tapi kali ini dengan alasan yang berbeda. .tak lagi karena ingin menjalin hubungan yang nyata denganmu. .tapi aku ingin membiarkan hatiku kosong terlebih dulu. .memulihkannya dari sgala keletihan cerita. .hingga aku siap kembali merajut jalinan asmara dengan hati yang bener-bener utuh. .dengan satu cinta. .satu cerita. .tak kan lagi membuat seseorang sakit dalam cerita cintaku nanti. .mungkin ini pelajaran buatku untuk bisa bersikap tegas dan pelajaran untuk kita agar lebih menghargai seseorang dihati kita. .ini keputusanmu. .bahagiakanlah pilihan hatimu itu. .jangan biarkan sekali saja dia menangis karenamu. .karena kamu nanti akan merasa lebih sakit sendiri saat orang lain menghapus air mata kekasihmu karenamu. .dan sekarang aku harus bisa menerima kenyataan ini. .aku akan berusaha merubah perasaanku terhadapmu menjadi rasa sayang terhadap seorang sahabat. .mungkin sulit dan butuh waktu. .tapi aku yakin aku dan kamu masih bisa menjalin hubungan yang murni atas nama persahabatan. .biarkanlah cerita kita ini menjadi sebuah kenangan termanis dalam hidupku. .kelak menjadi cerita untuk yang lain agar tak terulang cerita seperti ini. .

            Nhietyt
Selasa, 11-10-11/09.29

Senin, 15 Agustus 2011

Cintaku Tertinggal di Pantai Mamere


Semilir angin disore hari menerpa rambutku, deburan ombak menghantam bebatuan. Disini, ditempat ini, segala beban dan kegalauan hati sejenak terlupakan. Suasana pantai disore hari membuat ketenangan hati. Pantai Mamere, menjadi pilihan untuk menghabiskan liburan semester kali ini. Selain keindahan alamnya yang menjadi alasanku berlibur di pantai ini, disinilah tempat nenekku tinggal. Pantai ini mempunyai daya tarik tersendiri, terletak di balik perbukitan. tak banyak wisatawan yang tau akan pantai Mamere ini. Karena letak pantainya yang terpencil dan sulitnya medan untuk mencapai pantai ini. Kebanyakan yang berkunjung ke pantai ini hanyalah penduduk sekitar kampung nelayan.
Sudah hampir satu minggu aku berada di kampung nelayan ini, dan setiap sore ku habiskan waktuku di pantai Mamere hingga malam tiba. Sore ini, seperti biasanya ku berjalan disepanjang pantai membiarkan kakiku tersapu ombak yang seakan-akan menyapa kehadiranku disini. Hingga ku sampai pada bebatuan tempat ku duduk bersandar menyaksikan terbenamnya sang surya. Ku duduk termenung dengan pandangan yang tak tau kemana tujuannya. Kali ini sebuah suara mengejutkanku,
“indah sekali y pantai ini.”
Ku liat sebentar asal suara itu, seorang cowok yang dengan tiba-tiba berada disampingku. Aku tak mengenalnya, dan tak ada niatan tuk lebih mengenalnya lagi. Tak ada respon dariku atas kata-katanya, aku terus memandang ke laut lepas tanpa mempedulikannya.
“uda beberapa hari ini aku selalu liat kamu berdiam diri di sini setiap sore, dan aku juga melihat ada sesuatu yang membebani pikiranmu” ucap cowok itu lagi
“gak usah sok tau” ujarku penuh emosi sambil beranjak dari tempatku dan berniat pergi dari tempat itu, karena aku tak mau ada seseorang dalam kesendirianku ini. Apalagi sosok orang asing yang tiba-tiba nimbrung dalam kehidupanku.
“mau kemana?” cegah cowok itu sambil menahan tanganku
Aku kaget, sontak ku lepaskan tanganku dari pegangannya dan menghardiknya “ada urusan apa aku menjawab pertanyaanmu ini? Aku gak kenal kamu”
“oke, kenalin aku”
“stop! Aku gak nyuruh kamu ngenalin diri” potongku sambil berlalu meninggalkannya sendiri.
Kesal, jelas itu yang kurasa saat ini. Karena perkataannya tadi membuat aku terus berpikir, apa sebenarnya yang aku pikirkan selama ini? Apa yang aku rasakan selama ini?. sampai-sampai ada seseorang yang tau adanya beban dalam hidupku.
***
Keesokan harinya aku berjalan disepanjang pantai seperti biasanya, kali ini langkahku terhenti ketika melihat sosok kemaren. Entah apa yang ada dipikiranku saat ini, aku terus saja memandang sosok yang sedang bermain sepak bola dengan teman-temannya itu. Terlihat kebahagiaan di wajah mereka, senyum merekah di bibir mereka, canda tawa dalam sebuah permainan.  Aku bisa merasakan kegembiraan itu ketika bersama teman-teman, ya temen adalah bahagiaku. Tanpa mereka aku tak bisa sekuat sekarang ini. dan Tanpa aku sadari air mataku jatuh, tiba-tiba cowok itu berjalan mendekat ke arahku. Dengan cepat aku menghapus air mataku dan berjalan menghindarinya.
“hey tunggu” teriaknya padaku sambil berlari mengejarku.
Aku tak mempedulikan teriakan itu, aku terus berjalan cepat menjauhinya. Tapi dia berhasil mengejarku dan berjalan disampingku.
“aku hanya ingin mengenalmu” kata cowok itu dengan senyum dibibirnya
Jalanku terhenti, aku duduk diatas pasir dan menatap lautan yang terlihat tak berujung itu.
Tiba-tiba dia ulurkan tangannya padaku “aku deni” ujarnya sambil tersenyum.
Dan aku hanya membalas perkenalan itu dengan senyum kecut dibibirku dan dengan berat hati ku sambut uluran tangan itu.
“terus?” Tanya deni padaku
“apa?” Tanyaku balik pada dia
 “nama kamu siapa nona cantik?” tanyanya kembali
“owh, aku tia” jawabku singkat. dan ketika ku menoleh padanya tanpa sengaja tatapan kita bertemu, seketika itu juga dadaku terasa sesak, ada perasaan lain yang mencoba memasuki hatiku. Entah apa yang aku rasakan ini. Dan aku langsung memalingkan wajahku menatap laut kembali.
Malam ini aku tak bisa tidur, bukan karena semua masalah-masalah yang telah lama kupendam sendiri. Tapi Aku merasa ada yang aneh dengan perkenalanku dengan deni tadi, jantungku berdetak kencang saat melihat senyumnya. Ada sebuah ketenangan dan kenyamanan saat deni disampingku. Rasa apa ini? Perasaan bagaimana ini? Aku tak mengerti. Perasaan ini tak pernah aku rasakan sebelumnya, bahkan saat bersama evan kekasihku. Entah apa yang membuat aku tertarik padanya dan ingin lebih mengenalnya lagi.
“titit titit” ponselku berbunyi, sebuah sms ku terima dari evan. Malas rasanya jika harus membuka sms itu, tak ada rasa untuk membacanya. Kenapa harus dia yang sms? Tiap kali ku terima pesan dari dia rasanya aku ingin marah-marah gak jelas. Akhirnya dengan terpaksa ku baca juga pesannya, sebuah tulisan muncul di layar ponselku “sayang, aku kangen” rasanya ingin sekali memakinya karena tulisan itu, tapi aku tak kuasa melakukannya, tak ada salah yang dilakukannya yang dapat membuatku marah padanya. Aku bingung dengan perasaanku, terlalu jenuh ku dengan semua ini, tapi tak ada yang mau mengerti. Bahkan evan, tak mau tau tentang apa yang aku rasakan selama ini, dia hanya tau kalo aku miliknya.
***
Dua minggu sejak perkenalanku dengan deni sore itu, setiap sore aku tak lagi sendiri memandangi terbenamnya sang surya. aku dan deni selalu bersama menghabiskan waktu sore di pantai mamere ini hingga malam tiba. Kedekatanku dengannya membuat Aku jadi tau kalo sebenarnya deni adalah seorang aktivis kampus di salah satu universitas di kota sebelah. Tak heran jika pemikiran dia luas selama ngobrol denganku. Kedekatan kita semakin jauh, dan perasaan aneh itu masih terus bersemayam dalam hatiku. Setiap hari deni selalu bikin tawaku lepas dengan segala leluconnya. Dia sosok yang humoris, mampu membuat suasana slalu mencair, dari tutur katanya aku bisa tau kalo deni adalah sosok yang cerdas dan mempunyai jiwa pemimpin. Aku merasa tertarik dengan sosok ini, dan aku ingin mengenal dia lebih jauh lagi.
“ya’ aku boleh ngomong sesuatu gak? Tanya deni tiba-tiba saat kita sedang asyik bermain pasir di tepi pantai.
“ngomong aja den” jawabku dengan santainya dan terus menulis namaku diatas pasir.
“tapi kamu jangan marah y?. . ucapnya dengan ragu-ragu.
“ea, aku janji gak akan marah, kamu mau ngomong apa sih? Kok kayak serius banget?” tanyaku sambil berjalan mendekatinya.
“mmm. .”dengan sedikit keraguan dia mencoba berkata “aku merasa ada sesuatu yang beda saat deket sama kamu, ada suatu rasa yang special terhadapmu. Dan aku merasa bahwa aku sayang sama kamu ya’. .” ujarnya sambil mencoba menatap wajahku yang tertunduk karena kata-katanya.
Aku kaget mendengar pengakuan deni, mungkin selama ini aku mengharapkan semua ini. karena jujur aku juga merasakan semua itu, tapi ketika semuanya telah terungkap dan terjadi, aku bingung. Aku bingung dengan perasaanku saat ini. apakah aku juga menyayangi deni? Atau perasaan ini hanya sebagai pelampiasan kejenuhan hubunganku dengan evan kekasihku? Aku tak mengerti, tapi jauh dilubuk hati ini berkata bahwa aku telah jatuh cinta pada sosok yang didepanku saat ini.
“ya’ aku bener-bener sayang sama kamu, aku cinta sama kamu” katanya lagi dengan memegang kedua tanganku dan menunggu kata-kata muncul dari bibirku.
Aku terdiam, aku tak tau harus berkata apa. Aku tak mungkin mengatakan yang sebenarnya bahwa aku juga mencintainya, dan menginginkan bersamanya. Aku sudah punya kekasih, aku tak mungkin jadi penghianat. Tapi aku juga tak ingin menghianati hatiku yang tlah jatuh hati pada deni. Aku tak tau harus berbuat apa?. Tiba-tiba air mataku terjatuh, aku tak bisa menahan tangis ini. aku hanya bisa menangis dan berlari.
“tya, ,aku akan selalu menunggu cintamu” teriaknya.
Aku tak pedulli lagi dengan teriakan itu, aku terus berlari meninggalkannya.
***
Keesokan harinya, aku harus meninggalkan kampung ini, meninggalkan pantai Mamere ini. papa mama telah menjemputku, karena sebentar lagi liburanku telah usai. Aku teringat kalo aku belum sempet pamit sama deni, aku belum sempet bilang bahwa hari ini aku akan pulang. Ingin rasanya bertemu deni sebelum ku meninggalkan tempat ini. inginku ungkapakan bahwa aku juga mencintai dia. tapi aku tak tau harus menemuinya dimana, karena selama ini kita hanya bertemu dan berpisah di pantai ini. tak ada komunikasi bentuk apapun selain pertemuan kita di pantai Mamere sore hari. dan akhirnya aku harus pulang tanpa sempet bertemu dengan deni. tapi aku berjanji pada diriku dan pantai ini, kelak aku akan kembali lagi ke pantai Mamere ini. aku akan kembali untukmu deni, aku akan menjemput cintaku yang tertinggal di Pantai Mamere ini. tunggu aku kembali. . .

By: Nhietyt

Jumat, 22 Juli 2011

pengakuanku

 Aku mulai resah, aku mulai gundah. .sekian lama aku memendam semua ini sendiri. .tlah kucoba mengungkapkan segala resah itu, tapi hanya menjadi sebuah hembusan angin yang berlalu bagimu. .ku diam lagi, ku berharap waktu bisa merubah semuanya, merubah rasaku menjadi seperti rasamu. .ku tunggu dan slalu ku tunggu, ,tapi waktu itu tak kunjung hadir, ,rasa itu tak kunjung tercipta. .semakin lama semakin ku tersiksa dengan keadaan ini. .ku coba kembali tuk memberanikan hati membuka semua kenyataan perasaan ini, ,sia-sia. .kau tetap mempertahankan semuanya. .kau tetep dengan keputusan itu. Kau paksakan cinta berduri itu terus ku genggam. Dan setiap kali ku paksakan keputusanku untuk kau terima, aku harus merasakan menjadi wanita jahat, yang tega membuat kamu menangis, membuat kamu terpuruk. Aku tak pernah bisa melihat orang lain sakit karena aku. hingga  aku tak bisa berbuat apa-apa. .aku tak bisa memaksakan keputusanku yang akan menghancurkan semua mimpimu. .lemahnya diriku membuat aku semakin menjadi wanita jahat. .membiarkan cintaku yang sebenarnya berlalu. .membiarkan dirimu hidup dalam kedustaan. .inginku berontak dari semua ini, inginku lepas dari jeratan ini, inginku berlari menuju cintaku yang sesungguhnya. Tapi ku bisa apa? Aku hanya wanita lemah yang tak pernah bisa melihat orang lain terluka, aku tak pernah tega melihat sekelilingku menangis. Aku harus menyimpan senyumanku jika senyuman itu membuat orang lain sakit. Dan aku harus merasakan cinta terpendam karena keadaan ini.

Sabtu, 16 Juli 2011

sebuah perjalanan


Goresan pena ini seakan tak mau berhenti mengalun, menari-nari diatas lemabaran kertas putih. Huruf demi huruf kurangkai, kata demi kata ku padukan. Terukir kalimat kalimat indah yang tercipta untukmu, begitu dasyatnya keindahan yang kau ciptakan dalam sekejap. Semangat hidupku terasa kembali, pahitnya perjalanan hidupku terhenti sejenak untuk merasakan buaian kasihmu. Belaian tanganmu menyihir hati ini, kelembutan sikapmu menambah indahnya anganku. Semakin mendekat,  semakin kau buat aku melambung. Perlahan, terasa olehku rasa yang selama ini diagung-agungkan para pujangga. Getaran-getaran dalam dada terasa bagaikan alunan melodi yang tertata indah. Seuntai senyuman tak pernah lepas dari bibir ini. Mimpi-mimpi indah tentang aku dan kamu terancang lengkap dengan sketsa di angan ini. Semakin lama kesinggahanmu dalam hidupku, rasa itu semakin bersemi. Begitu cepatnya menjalar diseluruh relung jiwa. Degupan jantung ini semakin cepat dan berirama, aliran darah seakan mengalir deras dan membara. Inikah rasa cinta itu, rasa yang selalu diagung-agungkan?.

Ketika goresan pena ini tiba-tiba terhenti, aku mulai bingung. .tarian pena ini terhenti seketika. Cerita ini tak ingin kutulis lagi, bibirku keluh,  derai air mata mulai mengalir membasahi pipi. Irama degup jantung terasa terhenti. Duri-duri mulai bermunculan dalam taman bunga yang telah bersemi indah. Sebuah perasaan lain mulai menjalar, rasa sakit yang terasa. Aku mulai bimbang, haruskah ku menghentikan cerita ini? Haruskah ku membiarkan rasa ini terkubur? haruskah ku melepaskan cinta yang belum tersatu? Haruskah ku merelakan kau pergi dengan begitu cepatnya?. “ TIDAK”. . aku takkan membiarkannya, aku harus teruskan cerita ini, pena ini tak boleh berhenti menari. Walau tangisan ini tak pernah berhenti mengiringi hidupku, walau air mata ini tak pernah kering membasahi pipi, aku akan tetap bertahan denga rasa yang telah kau ciptakan.

Kini api cemburu selalu membakar, rasa kecewa mulai kau hadirkan, sikap yang tak ingin ku dapatkan mulai datang. Kata-kata orang tentangmu mulai membisingkan telinga. Aku mulai berfikir, ini apa? Ujian atau tanda ketidaksatuan?. Apakah memang ini perjalan cinta?. Dan Aku mulai bingung lagi dengan semua ini. Dengan  hati yang terluka, aku masih mengharapkan kasihmu. Walau tarian pena ini tak seindah dulu, aku tetap akan berusaha. Walau cerita ini sudah tak seindah dulu, aku masih ingin mempertahankan rasa ini. Tapi aku gak tau, sampai kapan aku harus bertahan dalam keadaan ini? Pena ini sudah mulai bosan menggores kata-kata pahit, kertas ini sudah mulai muak dengan goresan hitam tanpa warna. Beri aku sebuah cerita lain untuk membuat semuanya bersemangat. Beri aku sedikit kasihmu. .

Jumat, 15 Juli 2011

TUHAN, DARA BENCI BUNDA..!!

Samar-samar aku mulai melihat sekelilingku, dan aku mulai melihat wajah yang selama ini aku benci. Rasanya aku muak melihat wajah itu. Ya Tuhan, sebesar apakah dosaku yang telah membenci bundaku sendiri?. Bencikah engkau pada aku yang membenci bundaku sendiri?. Selama ini rasa cintaku terhadap bunda tersirat rasa benci yang mendalam.
“dara, kamu sudah sadar nak” bisik bunda disampingku dengan penuh kelembutan mengelus rambutku.
Aku hanya bisa terdiam, dan perlahan ku mulai bisa melihat sekelilingku dengan jelas. Ruangan yang masih terasa asing bagiku, sebuah ruangan yang kecil berwarna putih dan bergorden putih. Aku tersadar bahwa Aku berada dirumah sakit. Aku mulai teringat kenapa aku berada dalam ruangan khusus ini.
**
Kejadian itu bermula ketika aku melihat bunda sepulang kerja diantar oleh lelaki lain.aku tak bisa terima semua itu.
 “aku sekarang tau, kenapa ayah pergi dari rumah, karena sebenarnya bunda selingkuh dengan laki-laki itu.” Kataku dengan nada tinggi ketika bunda baru memasuki rumah.
“dara, jaga mulutmu” bentak bunda padaku.
“emang bener kan, bunda selingkuh” kataku lagi
plaakk.. sebuah tamparan mendarat dipipiku, aku gak bisa berkata apa-apa, aku hanya memegangi pipiku yang terasa nyeri akibat tamparan bunda.
“maafkan bunda nak, kamu gak pernah tau kelakuan ayahmu diluar rumah, ayah pergi dari rumah karena dia sudah lama mempunyai istri lain”. Kata bunda dengan suara menahan tangis.
Perkataan bunda bagaikan petir yang menyambar. Rasanya begitu perih, perih itu bukan lagi dipipiku karena tamparan tadi. Tapi kali ini rasa perih itu menjalar direlung hatiku. Begitu sakitnya mendengar perkataan bunda tentang ayah. Tanpa aku sadari air mataku terjatuh dan aku langsung berlari meninggalkan bunda yang terdiam dan menangis.
Aku tak percaya semuanya jadi seperti ini, aku tak percaya jika memang itu alasan ayah meninggalkan rumah seminggu yang lalu. aku tak bisa mempercayai bunda. Karena selama ini ayahlah yang selalu aku banggakan, ayahlah yang selalu mengerti dara. Ayahlah yang selalu disamping dara saat dara kesepian. Dan selama ini bunda gak pernah sayang sama dara, slama ini bundalah yang selalu memicu sebuah pertengkaran.
Karena shock dengan kata-kata bunda, entah apa yang ada dipikiranku saat itu. Tanpa berpikir panjang lagi, aku nekat meminum beberapa butir obat tidur sekaligus, hinnga akhirnya aku tak ingat apa-apa.
**
“maafkan bunda nak” ucap bunda dengan suara yang menahan tangis sambil terus mencium keningku.
Aku masih tetep terdiam, tak sedikitpun aku mempunyai niatan untuk bicara. Aku masih belum bisa mempercayai omongan bunda, aku menganggap bunda membalikan sebuah fakta agar aku bisa menerima kepergian ayah. Agar sikapku berubah baik terhadap bunda. Tapi bunda salah, aku masih tak bisa menerima bunda tanpa ayah. Hanya ayah yang aku inginkan sekarang.  
****
Sepulangnya aku dari rumah sakit, aku tak pernah mau sedikitpun bicara sama bunda. aku masih shock dengan kejadian-kejadian yang aku alami. aku selalu berharap ini semua hanyalah mimpi buruk, dan aku ingin segera tersadar dari mimpi buruk ini. tapi ini bukan mimpi, ini sebuah kenyataan yang menyakitkan.
Waktu terus berjalan, hingga satu bulan berlalu sejak kepergian ayah, bunda tak lagi bekerja di kantor. Bunda mengundurkan diri dari pekerjaanya dan memilih berwirausaha sendiri. Bunda bilang gak mau membuat aku salah paham lagi tentang dia kalo bunda masih bekerja diluar. Tapi aku tetep tak peduli dengan semua itu, yang aku mau hanya ayah kembali kerumah. Sikapku terhadap bundapun tidak berubah. aku masih selalu mendiamkan bunda saat bunda mencoba memulai sebuah obrolan. Pertanyaan-pertanyaan yang aku anggap gak penting itu gak pernah ada jawaban dari mulutku. Kalaupun harus bicara, perkataanku pasti menyakitkan bunda.
“dara, ayo makan siang dulu, kebetulan dara pulangya cepet, bunda sudah menyiapkan makanan kesukaan dara”. Panggil bunda saat aku melintas ruang makan sepulang sekolah.
“dara sudah kenyang, dara mau istirahat” jawabku sambil terus berjalan menuju kamarku.
“dara, tunggu dulu, bunda mau bicara” cegah bunda sambil menahan tanganku
“dara gak mau ngomong sama bunda” sambil berusaha melepaskan pegangan bunda dari tanganku.
“dara, sampai kapan dara bersikap seperti ini sama bunda?.” Bujuk bunda sambil mencoba menahanku lagi.
“sampai ayah kembali kerumah ini”. Jawabku penuh emosi.
Aku berlalu meninggalkan bunda di ruang makan dengan wajah menahan tangis. Tangisku tumpah saat ku berada dikamar dan merasa benar-benar sendiri. Aku ingin ayah kembali, karena aku masih yakin ini semua kesalahan bunda. Aku masih kekeh dengan keyakinanku kalau ayah gak mungkin selingkuh, dan ayah gak pernah selingkuh.
Sudah satu bulan ini aku berusaha mencari ayah, tapi pencarianku selalu berakhir dengan kekecewaan. Aku gak pernah dapat informasi apa-apa tentang keberadaan ayah. Tapi aku gak pernah menyerah, aku selalu mencari ayah sepulang sekolah hingga larut malam. Sering juga aku bolos sekolah untuk mencari ayah.
****
Pagi ini aku masih sama dengan pagi kemaren, berangkat sekolah tanpa sepatah kata yang terucap untuk bunda. Aku berjalan menyusuri trotoar menuju sekolahku yang berjarak cukup jauh dari rumah. Aku duduk di bangku kelas 1 SMA Nusabangsa, salah satu SMA swasta di kota tempat tinggalku. Biasanya aku naik bis kota menuju sekolah, tapi kali ini aku memilih jalan kaki. Karena hari ini aku tidak ada niatan untuk pergi kesekolah. Aku hanya ingin mencari ayah.
Sampai ditengah perjalanan, aku melihat sekilas sosok orang yang selama ini aku rindukan. Aku tak percaya, setelah sekian lama aku mencarinya akhirnya hari ini aku bisa bertemu dengannya.
“ayah. .” gumamku tak percaya.
Aku langsung berlari menuju tempat ayah memarkir mobilnya disebuah rumah makan yang terlihat cukup sepi pengunjung. Aku melihat ayah tidak sendirian, ayah bersama seorang perempuan yang terbilang sedikit lebih muda dari bunda, dan seorang anak kecil sedang bergelanyut manja ditangan ayah. Aku bingung, siapa mereka yang bersama ayah?. Mereka terlihat seperti sebuah keluarga. Tapi aku tak peduli dengan semua itu, Tanpa berpikir lagi aku terus berlari menuju tempat itu.
“ayah, ,”panggilku ngos ngosan, dan langsung memeluk ayah.
“dara, ngapain kamu disini”? Tanya ayah yang masih kaget sambil melepaskan pelukannya dariku dan menarikku menjauh dari wanita dan anak kecil itu.
“dara mencari ayah, dara kangen sama ayah, kenapa ayah gak pernah pulang kerumah?.
“ayah tidak akan pulang kerumah lagi nak” jawab ayah
“kenpa yah? Ayah gak sayang lagi sama dara? Dara ingin sama ayah”
“Maafin ayah, tapi dara gak bisa ikut ayah.”
“kenapa yah,? Trus siapa wanita dan anak kecil itu, yah?” tanyaku dengan air mata trus mengalir dipipiku
Tak ada jawaban yang keluar dari mulut ayah, sampai akhirnya aku mendengar teriakan anak kecil itu pada ayah.
“papa, ayo makan, bunga sudah lapar”. .
Aku kaget saat dia memanggil ayah dengan sebutan papa, aku tidak bisa percaya dengan semua ini, rasanya aku tak punya kekuatan untuk beranjak dari tempat itu, aku masih terpaku.
“ayah jahat, .” teriakku sambil berlari meninggalkan ayah, meninggalkan tempat itu, aku tidak lagi menghiraukan suara ayah yang memanggil manggil namaku. Aku terus berlari dan berlari.
Aku tak pernah menyangka ternyata selama ini aku salah selalu membela ayah. aku selalu menganggapnya bijaksana, panutan hidupku, ternyata aku salah telah membanggakanya. Dan kesalahanku yang tak pernah aku maafin adalah kesalahanku yang selama ini telah membenci bunda. Selama ini aku selalu membuat bunda menangis, membuat bunda terluka karena sikapku. Bunda, maafkan dara yang selama ini tlah membenci bunda. Tuhan, maafkan kesalahan dara yang membenci bunda.
Aku terus berlari menuju rumah dengan penuh penyesalan dan kekecewaan. Air mataku tak henti-hentinya mengalir. Hingga aku sampai didepan rumah, aku langsung berlari menuju bunda dan memeluk bunda erat-erat.
“bunda, maafkan dara”. .